Hai selamat datang di blog kami. Bertemu lagi dengan saya. Dalam kesempatan kali ini saya akan mencoba menjelaskan tentang takhrij al-hadis dengan jelas dan padat. Tentu saja agar kawan-kawan bisa dengan mudah untuk mempelajarinya.
Dari materi ini saya akan menjelaskan dari pengertian, tujuan, manfaat, kitab-kitab yang diperlukan untuk men- takhrij, metode takhrij dan kitab pendukungnya serta langkah-langkah men-takhrij al-hadis. Untuk lebih jelasnya mari kita langsung saha simak materinya dibawah ini. Let's go!!!
TAKHRIJ AL-HADIS
A. PENGERTIAN, TUJUAN DAN MANFAAT
Takhrij al-Hadis adalah;
الـدلالة على مـوضع الحـديث فى مصادره الأصليـة التى أخرجته بسنده ثم بيـان مـراتبـه عند الحاجـة
“Menunjukkan atau mengemukakan letak asal hadis pada sumber-sumbernya yang asli yang didalamnya dikemukakan hadis itu secara lengkap dengan sanad-nya masing-masing, dan jika diperlukan dijelaskan kualitas hadis yang bersangkutan.”
Tujuan Takhrij al-Hadis :
- Mengetahui sumber suatu hadis
- Mengetahui kualitas suatu hadis apakah diterima (shahih dan hasan) atau ditolak (dha’if).
Manfaat Takhrij al-Hadis :
- Mengenal sumber kitab hadis
- Mengenal ulama periwayat hadis
- Memperjelas keadaan sanad
- Memperjelas perawi hadis yang samara
- Dapat membedakan periwayatan bil makna dan bi riwayah
- Memperjelas kualitas hadis
B. KITAB-KITAB YANG DIPERLUKAN DALAM MEN-TAKHRIJ
1. Al-Mu’jam al-Mufahras li Alfaz al-Hadis al-Nabawi karya AJ. Wensinck dan Muhammad Fuad Abdul Baqi
2. Miftah Kunuz al-Sunnah karya AJ. Wensinck dan Muhammad Fuad Abdul Baqi
3. Al-Isti’ab fi Ma’rifati al-Ashab karya Ibnu Abdi al-Barr al-Andalusi (w.463 H/1071 M)
4. Al-Ishabah fi Tamyiz al-Shahabah karya Al-Hafiz Ibnu Hajar Al-Asqalany (w. 852 H / 1232 M)
5. Al-Thabaqat al-Kubra karya Abu Abdillah Muhammad ibn Sa’ad Katib al-Waqidi (w. 230 H)
6. Al-Tarikh al-Kabir karya Imam Bukhari (w. 256 H / 870 M)
7. Al-Kamal fi Asma al-Rijal karya Abdul Ghani ibn Abdul Wahid al-Maqdisi al-Hanbali (w. 600 H)
8. Tahdzib al-Kamal karya Abu al-Hajjaj Yusuf Yusuf ibn al-Zaki al-Mizzi (w. 742 H)
9. Tahdzib al-Tahdzib karya Ibnu Hajar Al-Asqalany
10. Tahdzib al-Tahdzib karya Abu Abdillah Muhammad ibn Ahmad al-Dzahabi (w. 748 H)
11. Khulashah Tahdzib Tahdzib al-Kamal karya Shafiyuddin Ahmad ibn Abdillah al-Khazraji al-Anshari al-Sa’idi (w. 924 H)
C. METODE TAKHRIJ DAN KITAB PENDUKUNGNYA
1. Takhrij melalui lafaz pertama matan hadis
a. Al-Jami’ al-Shaghir min Hadis al-Basyir al-Nadzir karya Al-Suyuthi (w. 911 H)
b. Mu’jam Jami’ al-Ushul fi Ahadis al-Rasul karya Imam al-Mubarak ibn Muhammad ibn al-Atsir al-Jaziri.
c. Jam’u al-Jawami’ / Al-Jami’u al-Kabir karya As-Syuyuthi.
2. takhrij melalui kata-kata dalam matan hadis
a. Al-Mu’jam al-Mufahras li Alfadz al-Hadis al-nabawi karya AJ. Wensinck dan Muhammad Fuad Abdul Baqi.
3. Takhrij melalui perawi hadis pertama
a. Athraf al-Shahihain karya Imam Abu Mas’ud Ibrahim al-Dimasyqi (w. 400 H)
b. Athraf al-Kutub al-Sittah karya Syasuddin al-Maqdisi (w. 507 H)
4. Takhrij berdasarkan tema hadis (iman, shalat, zakat, puasa, haji)
a. Kanzu al-Ummah fi Sunan al-Aqwal wa al-Af’al karya Al-Muttaqi al-Hindi
b. Miftah Kunuz al-Sunnah karya AJ. Wensinck dan Fuad Muhammad Abdul Baqi
c. Nashbu al-Rayah fi Takhrij Ahadis al-Hidayah karya Al-Zayla’iy
d. Al-Dariyah fi Takhrij Ahadis al-Hidayah karya Ibnu Hajar Al-Asqalany.
5. Takhrij berdasarkan status hadis (Qudsi, Masyhur, Mursal)
a. Al-Azhar al-Mutanasirah fi al-Akhbar al-Mutawatirah karya As-Syuyuthi
b. Al-Ittihafatu al-Saniyyah fi al-Ahadis al-Qudsiyyah karya Al-Madani
c. Al-Marasil karya Imam Abu Dawud.
D. LANGKAH-LANGKAH MEN-TAKHRIJ AL-HADIS
1. Takhrij al-Hadis, yaitu menelusuri hadis yang dimaksud kepada kitab sumber hadis dengan menggunakan salah satu metode takhrij.
2. Al-I’tibar, yaitu mengkombinasikan (menghubungkan melalui gambar/skema) antara sanad yang satu dengan sanad lainnya, sehingga terlihat jelas seluruh jalur sanad hadis yang diteliti.
3. Tarjamah al-Ruwat dan Naqd al-Sanad, yaitu pemaparan sejarah atau biografi perawi hadis secara lengkap disertai kritik, penilaian atau pernyataan ulama hadis (sahabat/tabi’in besar/tabi’in kecil) tentang pribadi perawi tersebut.
4. Natijah (Hukum hadis), yaitu kesimpulan terhadap pemaparan point 1 s/d 3 diatas, sehingga harus dijelaskan status hukum sanad hadis tersebut (shahih atau dha’if).
5. Syarhu al-Hadis (Fiqhu al-Hadis), yaitu penjelasan hukum yang terkandung dalam matan hadis yang diriwayatkan oleh para perawi hadis tersebut.
Dari artikel tentang takhrij al-hadis ini semoga dapat membantu kawan-kawan dalam mengerjakan tugas pelajaran hadisnya. Jangan lupa like dan shere ya, supaya teman-teman kalian juga dapat mempunyai banyak pengetahuan. Terima kasih susah mampir di blog kami sekali lagi terima kasih.
0 comments:
Post a Comment