Home » » Seni Kriya

Seni Kriya

Written By Akmal AZB on Thursday, 9 March 2017 | 15:38

   Hai selamat datang di blog kami. Bertemu lagi dengan saya. Dalam kesempatan kali ini saya akan mencoba menjelaskan tentang seni kriya dengan jelas dan padat. Tentu saja agar kawan-kawan bisa dengan mudah untuk mempelajarinya.

   Dari materi ini saya akan menjelaskan dari pengertian, fungsi dan jenis-jenisnya. Untuk lebih jelasnya mari kita langsung saha simak materinya dibawah ini. Let's go!!!

Seni Kriya

   Seni kriya adalah sebuah karya seni yang dibuat dengan menggunakan ketrampilan tangan (hand skill) tetapi tetap memperhatikan aspek fungsional dan juga nilai seni itu sendiri, sehingga seni kriya dapat dikategorikan sebagai sebuah karya seni rupa terapan nusantara.

   Pembuatan karya seni kriya tidak hanya berdasar pada aspek fungsional nya (kebutuhan fisik) saja, namun juga digunakan sebagai sebuah media pemenuhan kebutuhan akan keindahan (kebutuhan emosional).

   Seiring dengan perkembangannya, karya seni kriya biasanya identik dengan seni kerajinan. Hal ini dikarenakan dari cara pembuatan karya seni kriya yang dilakukan dengan menggunakan tangan (hand made) tetapi juga memiliki aspek fungsional.

   Tradisi dalam membuat benda-benda seni kriya sudah ada sejak zaman prasejarah, hal tersebut dibuktikan dengan beberapa temuan benda prasejarah yang mengindikasikan bahwa manusia sudah mulai tinggal secara menetap sejak zaman Batu Muda (Neolitikum).

   Pada zaman tersebut mereka mulai membuat beberapa benda fungsional guna untuk menunjang semua aktivitas mereka setiap hari, salah satu kerajinan (seni kriya) tersebut adalah tembikar. Tembikar tersebut terbuat dari tanah liat dan biasanya digunakan sebagai wadah.

   Tembikar pada zaman Neolitikum ternyata sudah ada hiasan yang berupa lambang-lambang atau simbol-simbol kehidupan spiritual yang mereka percayai.

   Dalam periode selanjutnya, seni kriya berkembang dengan sangat pesat. Perkembangan tersebut bukan hanya terjadi pada aspek fungsi saja, namun juga berimbas pada peningkatan kualitas bahan dan bentuk serta corak hiasannya.

   Pada mulanya benda-benda tersebut mempunyai bentuk yang sangat sederhana, lalu kemudian berkembang menjadi bentuk yang beraneka ragam dan terkadang juga sangat rumit, demikian juga dengan corak hiasannya yang semakin banyak, variasi dan juga detailnya.

Pengertian Seni Kriya

   Istilah “seni kriya‟ berasal dari bahasa Sansekerta “krya‟ yang berarti “mengerjakan‟. Dari kata dasar tersebut kemudian berkembang menjadi kata yang beragam, mulai dari karya, kriya serta kerja.

   Dalam arti khusus kriya adalah mengerjakan suatu hal untuk menghasilkan sebuah benda atau obyek. Namun, seiring dengan perkembangannya semua hasil suatu pekerjaan termasuk juga berbagai ragam teknik pembuatannya yang kemudian menghasilkan sebuah benda seni yang memiliki fungsi tertentu disebut juga dengan “seni kriya‟. (Timbul Haryono,2002)

   Kata “kriya‟ sendiri jika dalam kamus besar bahasa Indonesia memiliki arti pekerjaan (kerajinan tangan). Jika dalam bahasa Inggris disebut dengan craft yang berarti energi atau kekuatan, arti lainnya adalah suatu ketrampilan dalam mengerjakan atau membuat sesuatu.

   Istilah tersebut diartikan juga sebagai ketrampilan yang sering dikaitkan dengan suatu profesi seperti craftsworker (pengrajin).

   Pada kenyataannya seni kriya sering diartikan sebagai karya yang dihasilkan dengan skill atau ketrampilan seseorang yang mana diketahui bahwasanya semua ekspresi dan kerja seni membutuhkan sebuah ketrampilan (skill).

   Jika merujuk pada persepsi kesenian yang berawal dari tradisi Jawa, dikenal dengan sebutan kagunan yang berarti kapinteran/Yeyasan ingkang adipeni/Wudharing pambudi nganakake kaendahan-gegambaran, kidung ngukir-ukir. (Kamus Bausastra Jawa)

   Penjelasan tersebut menunjukan akan pentingnya suatu ketrampilan dalam membuat (mengubah) benda yang digunakan sehari-hari, selain itu juga dibutuhkan pengetahuan dan kepekaan (akan keindahan).

Fungsi Seni Kriya

   Fungsi dari seni kriya adalah sebagai salah satu karya seni rupa yang secara garis besar dibagi atas tiga golongan.

1. Hiasan (dekorasi)

   Banyak hasil atau produk seni kriya yang digunakan sebagai benda pajangan. Seni kriya jenis ini lebih mengutamakan segi rupa dari pada segi fungsinya, oleh sebab itu beberapa bentuknya juga mengalami pengembangan. Misalkan hiasan dinding, karya seni ukir, patung, cinderamata, dan lain sebagainya.

2. Benda terapan (siap pakai)

   Seni kriya jenis ini lebih mengutamakan akan fungsinya. Dan biasanya berfungsi sebagai benda yang siap pakai, nyaman, namun tidak menghilangkan unsur keindahannya. Misalkan senjata, furnitur, keramik, dan lain sebagainya.

3. Benda mainan

   Di lingkungan sekitar, sering kita jumpai hasil dari seni kriya yang digunakan sebagai alat permainan.

   Jenis seni kriya yang seperti ini biasanya memiliki bentuk yang sederhana, bahan yang digunakan pun juga relatif mudah untuk didapatkan dan dikerjakan, sedangkan harganya juga relatif murah. Misalkan boneka, kipas kertas, dan congklak.

Jenis-jenis seni kriya

   Bentuk dari karya seni kriya Nusantara sangatlah beragam, termasuk juga bahan-bahan dari alam yang digunakan. Dari beberapa seni kriya Nusantara, ada juga yang tetap mempertahankan keanekaragaman hiasan tradisional dan ada juga yang sudah dikembangkan karena tuntutan pasar.

   Berikut beberapa jenis seni kriya menurut bahan yang digunakan:

1. Seni Kriya Kayu

   Kriya kayu merupakan suatu jenis seni kriya yang dalam pekerjaannya membuat benda selalu menggabungkan antara nilai fungsi sekaligus hias dengan menggunakan bahan kayu.

   Dalam seni kriya kayu, terdapat pekerjaan dengan tingkat dasar atau tingkat permulaan. Kayu sangat banyak dimanfaatkan dalam pembuatan berbagai benda kerajinan seperti patung, wayang golek, topeng, furnitur dan juga hiasan ukir-ukiran.

2. Seni Kriya Tekstil

   Istilah tekstil sangatlah luas dan juga mencakup berbagai jenis kain yang cara pembuatannya, baik dengan cara diikat, ditenun, dipres dan masih banyak lagi cara lain yang dikenal dalam teknik pembuatan kain.

   Kain pada umumnya terbuat dari serat yang dipintal atau dipilin untuk menghasilkan benang panjang yang kemudian ditenun atau dirajut sehingga dapat menghasilkan kain yang berupa barang jadi.

   Ketebalan atau jumlah serat, tekstur kain, kadar pilihan, variasi dalam rajutan dan juga tenunan, merupakan faktor yang sangt berpengaruh terciptanya aneka macam kain yang tak terhitung macamnya.

   Aneka ragam karya seni tekstil dapat kita dilihat dari teknik, ragam hias, jenid dan juga bahan yang digunakan. Jenis seni kriya tekstil di Nusantara dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu karya batik dan karya tenun.

3. Kriya Keramik

   Bahan dasar dari keramik adalah tanah liat (lempung). Keramik dibuat dengan berbagai macam teknik, antara lain teknik cetak, pijit, lempeng dan pilin. Setelah keramik selesai dibentuk, lalu diberi hiasan.

   Setelah itu masuk dalam proses pengeringan, jika sudah kering, kemudian dibakar dengan menggunakan suhu tertentu.

   Keramik biasanya dibuat dalam benda-benda pakai atau benda hias dengan beragam variasi dan juga bentuk, seperti guci, vas bunga, pot bunga dan lain sebagainya. Daerah-daerah penghasil keramik juga tersebar luas di Nusantara, antara lain di Yogyakarta, Cirebon, Malang, dan Purwokerto.

4. Kriya Logam

   Kriya logam merupakan seni kriya yang mengolah benda logam menjadi berbagai macam kerajinan. Dalam mengolah logam biasanya menggunakan cara mengecor logam panas tersebut dengan menggunakan cetakan. Cetakan tersebut bisa terbuat dari gips, pasir, tanah liat dan juga logam.

   Kriya logam biasanya menggunakan berbagai jenis logam seperti perak, emas, perunggu, tembaga, besi, kuningan, dan aluminium.

   Produk yang dihasilkan, bisa berupa perhiasan perak dan emas, senjata tajam, patung perunggu, peralatan rumah tangga dan juga alat musik gamelan. Seiring dengan perkembangan zaman, kriya logam kini dibuat dengan berbagai macam variasi bentuk. Teknik membuat kriya logam sendiri ada dua, yaitu teknik bivalve dan teknik a cire perdue.

   Teknik a cire perdue atau yang lebih dikenal dengan cetakan lilin, adalah teknik yang digunakan untuk membuat bentuk benda yang diinginkan dengan menggunakan lilin sebagai media cetak.

   Caranya adalah membuat model dari lilin terlebih dahulu, kemudian tutup model tersebut dengan menggunakan tanah dan dibuatkan juga lubang dari bawah dan atas.

   Setelah itu, cetakan tersebut dibakar sampai lilin yang terbungkus dengan tanah tersebut mencair, dan keluar dari lubang bagian bawah. Selanjutnya masukkan cairan perunggu atau jenis logam lainnya melalui lubang atas.

   Apabila cairan tersebut sudah mengeras/dingin, pecahkan cetakan tersebut sehingga keluarlah benda yang kita inginkan.

   Teknik bivalve atau yang lebih dikenal dengan setangkap, adalah teknik yang digunakan untuk membuat bentuk benda menggunakan cetakan yang ditangkupkan tetapi cetakan tersebut bisa dibuka sehingga setelah dingin cetakan tersebut bisa dibuka, dan keluarlah benda yang kita kehendaki.

   Biasanya cetakan tersebut terbuat dari batu ataupun kayu.

5. Kriya Kulit

   Kriya kulit merupakan jenis karya seni kriya yang menggunakan kulit sebagai bahan bakunya. Kulit yang digunakan biasanya adalah kulit sapi, kerbau, kambing, ular, dan buaya.

   Sebelum kulit tersebut dipakai, terlebih dulu menjalani proses pengolahan yang sangat panjang, mulai dari pemisahan dari daging hewan tersebut, pencucian dengan menggunakan cairan tertentu, pembersihan, perendaman dengan menggunakan zat kimia tertentu (penyamakan), pewarnaan, perentangan kulit agar tidak mengkerut, pengeringan, dan penghalusan.

   Setelah itu, baru dipotong-potong sesuai dengan ukuran dari benda yang akan dibuat. Hasil dari seni kriya kulit ini biasanya berupa sepatu, tas, wayang kulit, pakaian (jaket), ikat pinggang, dompet, alat musik rebana, dan juga tempat HP. Daerah penghasil seni kriya kulit ini, antara lain Garut, Bali dan Yogyakarta.

6. Kriya Batu

   Batu yang mempunyai tekstur keras, kaku dan cenderung susah dibentuk ternyata bisa diolah menjadi seni kerajinan yang sangat indah. Salah satunya adalah hasil karya seni yang berasal dari daerah Sukaraja, Sukabumi.

   Di daerah tersebut banyak dijumpai berbagai macam material batu yang sudah diolah menjadi berbagai macam hiasan dan dekorasi rumah. Misalkan batu akik, fosil, jesper dan beberapa batu permata lainnya yang sudah dibentuk menjadi hiasan dengan berbagai macam motif flora dan fauna.

   Selain aneka macam bahan yang digunakan dalam mebuat seni kriya ternyata tekniknya juga beranekaragam. Berikut beberapa jenis seni kriya berdasarkan teknik pembuatannya.

1. Kriya Pahat atau Kriya Ukir

   Jenis, bahan, bentuk dan teknik dalam seni pahat sangatlah beragam, mulai dari jenis patung, ukiran dan aneka kerajinan lainnya. Selain menggunakan kayu, seni pahat juga menggunakan aneka logam, batu, serta tulang dan kulit hewan sebagai bahan dasarnya.

   Bali merupakan salah satu daerah yang paling banyak menghasilkan seni pahat yang berupa patung, ukiran hingga berbagai macam barang kerajinan lainnya, salah satu hasil seni pahat dari Bali adalah patung arca dengan bahan baku batu andesit.

2. Kriya Batik

   Proses pembuatan kain batik bisa dilakukan dengan baerbagai macam teknik, diantaranya adalah teknik cap, tulis dan teknik lukis. Teknik batik tulis adalah salah satu teknik membatik yang paling banyak digunakan di Indonesia.

   Selain di pulau Jawa, batik juga terdapat di pulau Kalimantan, Sulawesi, Sumatra dan Bali. Corak kain batik dari setiap daerah juga beraneka ragam. Corak batik Jawa pada umumnya bergaya naturalis dengan sentuhan warna yang beragam.

3. Kriya Tenun

   Indonesia merupakan salah satu negara penghasil kain tenun terbesar di dunia terutama dalam hal keragaman corak hiasannya. Tenun sendiri ada dua jenis, yaitu tenun songket dan tenun ikat.

   Yang membedakan dua macam tenun ini ada pada teknik pembuatan dan juga bahan yang digunakan. Pada tenun songket ada tambahan berupa benang perak, emas atau benang sutra.

   Daerah di Indonesia yang terkenal sebagai penghasil tenun ikat, diantaranya Aceh, Sulawesi, Sulawesi Tengah, Sumatra Utara, Bali, Toraja (Sulawesi Selatan), Kalimantan Timur, Kalimantan Barat, Flores, NTT, dan Maluku.

   Sedangkan penghasil songket yang terkenal di Indonesia, diantaranya adalh Aceh, Riau, Sumatra Barat, Sumatera Utara, Palembang, Kalimantan, Sulawesi, Lombok, Bali, Nusa Tenggara dan Maluku.

4. Kriya Anyaman

   Kriya anyaman yang ada di Indonesia sangatlah beragam, baik dari jenis, bahan, ataupun bentuknya. Anyaman biasanya terbuat dari batang rotan, kulit bambu dan daun pandan.

   Beberapa bahan lainnya yang bisa digunakan untuk membuat anyaman adalah enceng gondok, pelepah pisang, dan serat kayu.Teknik pembentukan anyaman biasanya memanfaatkan teknik jalur pakan (Horizontal), jalur pakan lungsi (vertikal), dan jalur pakan gulungan (diagonal).

5. Kriya Bordir

   Bordir merupakan sebuah kerajinan rakyat yang membutuhkan ketelatenan dan ketekunan dalam pengerjaannya. Kerajinan ini sudah berkembang di berbagai daerah dengan motif dan rancangan khas daerah tersebut.

   Dan masih banyak lagi berbagai macam hasil seni kriya, baik yang berupa seni rupa terapan maupun seni rupa murni yang tersebar luas di seluruh wilayah Indonesia.

   Dari artikel tentang seni kriya ini semoga dapat membantu kawan-kawan dalam mengerjakan tugas pelajaran sbknya. Jangan lupa like dan shere ya, supaya teman-teman kalian juga dapat mempunyai banyak pengetahuan. Terima kasih susah mampir di blog kami sekali lagi terima kasih.

0 comments:

Post a Comment