Home » , » Istilah-Istilah Dalam Ilmu Hadis

Istilah-Istilah Dalam Ilmu Hadis

Written By Akmal AZB on Sunday 5 March 2017 | 20:56

   Hai selamat datang di blog kami. Bertemu lagi dengan saya. Dalam kesempatan kali ini saya akan mencoba menjelaskan tentang istilah-istilah dalam ilmu hadis dengan jelas dan padat. Tentu saja agar kawan-kawan bisa dengan mudah untuk mempelajarinya.

   Dari materi ini saya akan menjelaskan dari pengertian dan isrilah yang berhubunan dengan generasi periwayatan, kegiatan periwayatan, kepakaran dan jumlah hadis yang diriwayatkan serta sumber pengutipannya. Untuk lebih jelasnya mari kita langsung saha simak materinya dibawah ini. Let's go!!!

ISTILAH-ISTILAH DALAM ILMU HADIS

A.     ISTILAH YANG BERHUBUNGAN DENGAN GENERASI PERIWAYATAN

1.      Sahabat

   Yaitu setiap orang yang bertemu dengan Nabi saw, beriman dengan beliau dan mati dalam keadaan Islam.
Jumlah sahabat sangat banyak, namun ada yang dikenal dengan sebutan “Al-Abadillah” mereka adalah; Abdullah ibnu Abbas, Abdullah ibnu Umar, Abdullah ibnu Zubair, dan Abdullah ibnu ‘Amr.

2.      Al-Mukhadramun (Tabi’in besar)

   Yaitu orang yang hidup pada masa Jahiliyah dan masa Nabi saw dalam keadaan Islam, namun tidak sempat bertemu Nabi saw. Mereka antara lain; Abu ‘Amr al-Syaibani, Suwaid ibn Ghaflah al-Kindi, ‘Amr ibn Maimun al-Awadi, Abdul Khair ibn Yazid al-Khaiwani, Abu Usman al-Nahdi.

3.      Tabi’in

   Yaitu orang yang bertemu satu atau lebih orang sahabat.
Jumhur ulama sepakat bahwa akhir masa Tabi’in adalah tahun 150 H. sedangkan akhir masa Tabi’ al-Tabi’in adalah tahun 220 H.
Diantara Tabi’in ada yang dikenal dengan sebutan “Al-Fuqaha al-Sab’ah”, mereka adalah; Sa’id ibn Al-Musayyab (15-94 H), Al-Qasim ibn Muhammad ibn Abu Bakar al-Shiddiq (37-107 H), ‘Urwah ibn al-Zubair (w. 94 H), Kharijah ibn Zaid ibn Tsabit (29-99 H), Sulaiman ibn Yasar (34-107 H), ‘Ubaidillah ibn Abdullah ibn ‘Utbah ibn Mas’ud (w. 98 H), dan Abu Salamah ibn Abdurrahman ibn ‘Auf (w. 94 H)

4.      Al-Mutaqaddimun

   Yaitu ulama hadis yang hidup pada abad kedua dan ketiga Hijriah yang telah menghimpun hadis dalam kitab-kitabnya. Mereka antara lain; Imam Ahmad ibnu Hanbal (164-241 H), Imam Bukhari (194-256 H), Imam Muslim (204-261 H), Imam An-Nasa’iy (215-303 H), Imam Abu Dawud (202-276 H), Imam At-Tirmizi (209-269 H), dan Imam Ibnu Majah (209-276 H).

5.      Al-Muta’akhirun

   Yaitu ulama hadis yang hidup pada abad keempat Hijriyah dan seterusnya. Mereka antara lain; Imam Al-Hakim (359-405 H), Imam Al-Daru Quthni (w. 385 H), Imam Ibnu Hibban (w. 354 H), dan Imam At-Thabrani (w. 360 H).

B.      ISTILAH YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEGIATAN PERIWAYATAN

Al-Muktsiruna fi al-Hadis

   Yaitu para sahabat yang banyak meriwayatkan hadis yang jumlahnya lebih dari 1000 hadis.

   Mereka berjumlah 7 orang, yaitu :

a.  Abu Hurairah ra, nama aslinya adalah Abdurrahman ibn Shakhruddausi al-Yamani (19 SH-59 H). meriwayatkan hadis sebanyak 5.374 (325 hadis muttafaq alaihi, 93 hadis riwayat Bukhari, dan 189 hadis riwayat Muslim).

b.  Abdullah ibn Umar ibn Khattab ra (10 SH-73 H). meriwayatkan hadis sebanyak 2.630 hadis (170 hadis muttafaq alaihi, 80 hadis riwayat Bukhari, dan 31 hadis riwayat Muslim)

c.   Anas ibn Malik ra (10 SH-93 H). meriwayatkan hadis sebanyak 2.286 hadis (168 hadis muttafaq alaihi, 8 hadis riwayat Bukhari, dan 70 hadis riwayat Muslim)

d.  ‘Aisyah binti Abu Bakar ra (9 SH-58 H). meriwayatkan hadis sebanyak 2.210 hadis (174 hadis muttafaq alaihi, 64 hadis riwayat Bukhari, dan 68 hadis riwayat Muslim)

e.  Abdullah ibn Abbas ibn Abdul Muthalib ra (3 SH-68 H). meriwayatkan hadis sebanyak 1.660 hadis (95 hadis muttafaq alaihi, 28 hadis riwayat Bukhari, dan 49 hadis riwayat Muslim)

f.    Jabir ibn Abdullah al-Anshari ra (6 SH-78 H). meriwayatkan hadis sebanyak 1.540 hadis (60 hadis muttafaq alaihi, 16 hadis riwayat Bukhari, dan 126 hadis riwayat Muslim)

g.  Sa’d ibn Malik ibn Sannan al-Ansharialias Abu Sa’id al-Khudri (12 SH-74 H). meriwayatkan hadis sebanyak 1.170 hadis (46 hadis muttafaq alaihi, 16 hadis riwayat Bukhari, dan 52 hadis riwayat Muslim).

C.      ISTILAH YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPAKARAN DAN JUMLAH HADIS YANG DIRIWAYATKAN

1.      Thalib al-Hadis

   Yaitu seseorang yang sedang mencari atau mempelajari hadis.

2.      Al-Musnid

   Yaitu orang yang meriwayatkan hadis dengan menyebutkan sanadnya, baik mengetahui maupun tidak keadaan sanad tersebut.

3.      Al-Muhaddis

   Yaitu gelar yang diberikan kepada orang yang telah mahir dalam bidang hadis, baik riwayah maupun dirayah.
Mereka antara lain; ‘Atha ibn Abi Rabah (w. 105 H), Bakar ibn Muzar ibn Muhammad ibn Hakim (w. 188 H), Husayn ibn Basyir ibn Abi Hazim Qasim ibn Dunar (w. 188 H), Ibn Jarir ibn Yasir ibn Kasir alias Abu Ya’la al-Thabari (w. 305 H), dan Muhammad al-Murtadha al-Zabidi.

4.      Al-Hafiz

   Yaitu gelar ulama hadis yang kepakarannya berada diatas Al-Muhaddis (mampu menghafal sejumlah 100.000 hadis lengkap sanad dan matan, sifat-sifat perawi dari segi jarh maupun ta’dil).
Mereka antara lain; Al-Hafiz Abu Bakar Muhammad ibn Muslim ibn ‘Ubaidillah ibn Abdullah ibn Syihab al-Zuhri (w. 136 H), Al-Hafiz ibn Khaitsan alias Zubair ibn Harb al-Nasa’iy (w. 334 H), Al-Hafiz Abu Hatim Muhammad ibn Hibban (w. 354 H), Al-Hafiz Abu al-Fadhl alias Syihabuddin Ahmad ibn Ali ibn Muhammad ibn Muhammad ibn Hajar Al-Asqalani (w. 852 H), dan Al-Hafiz Jalaluddin al-Suyuthi (w. 911 H)

5.      Al-Hujjah

   Yaitu gelar kepakaran dalam bidang hadis yang lebih tinggi dari Al-Hafiz (mampu menghafal 300.000 hadis lengkap dengan sanad dan matannya).

   Mereka antara lain; Hisyam ibn Urwah ibn Zubair ibn Awwam (w. 164 H), Hisyam ibn Zakwan al-Bashri (w. 140 H), Basyar ibn Al-Mufadhdhil ibn Lahiq (Guru Imam Ahmad ibn Hanbal w. 183 H), Muhammad ibn Abdullah ibn Amr (w. 242 H), dan Muhammad ibn Salamah al-Bazzar (w. 286 H).

6.      Al-Hakim

   Yaitu gelar kepakaran di bidang hadis yang lebih tinggi dari Al-Hujjah (mampu menghafal lebih dari 300.000 hadis lengkap sanad dan matannya).

   Mereka antara lain; Sufyan al-Tsauri (w. 161 H), Al-Laits ibn Sa’d (w. 175 H), Malik ibn Anas (w. 179 H), Muhammad ibn Idris al-Syafi’iy (w. 204 H), dan Ahmad ibn Hanbal (w. 241 H).

7.      Amir al-Mukminin fi al-Hadis

   Yaitu gelar tertinggi dalam kepakaran ulama hadis.

   Mereka antara lain; Abdurrahman ibn Abdillah ibn Zakwan al-Madani (Abu Zinad  w. 131 H), Sufyan al-Tsauri (w. 161 H), Malik bin Anas (w. 179 H), Ahmad ibn Hanbal (w. 241 H), dan Imam Al-Bukhari (w. 256 H).

D.     ISTILAH YANG BERHUBUNGAN DEGAN SUMBER PENGUTIPAN

1.      Akhrajahu al-Sab’ah

   Yaitu hadis tersebut diriwayatkan oleh tujuh perawi hadis, yaitu; Imam Ahmad ibn Hanbal, Imam Bukhari, Imam Muslim, Imam Abu Dawud, Imam Al-Tirmizi, Imam Al-Nasa’iy, dan Imam Ibnu Majah.

2.      Akhrajahu al-Sittah

   Yaitu hadis tersebut diriwayatkan oleh enam perawi hadis, yaitu; Imam Bukhari, Imam Muslim, Imam Abu Dawud, Imam Al-Tirmizi, Imam Al-nasa’iy, dan Imam Ibnu Majah.

3.      Akhrajahu al-Khamsah / Akhrajahu al-Arba’ah wa Ahmad

   Yaitu hadis tersebut diriwayatkan oleh lima perawi hadis, yaitu; Imam Ahmad ibn Hanbal, Imam Abu Dawud, Imam Al-Tirmizi, Imam Al-nasa’iy, dan Imam Ibnu Majah.

4.      Akhrajahu al-Arba’ah / Akhrajahu Ashab al-Sunan

   Yaitu hadis tersebut diriwayatkan oleh empat perawi hadis, yaitu; Imam Abu Dawud, Imam Al-Tirmizi, Imam Al-Nasa’iy, dan Imam Ibnu Majah.

5.      Akhrajahu al-Salasah

   Yaitu hadis tersebut diriwayatkan oleh tiga perawi hadis, yaitu; Imam Abu Dawud, Imam Al-Tirmizi, dan Imam Al-Nasa’iy.

6.      Muttafaq ‘Alaihi

   Yaitu hadis tersebut diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim dengan ketentuan bahwa sanad terakhirnya (tingkat sahabat) bertemu.

7.      Akhrajahu al-Bukhari wa Muslim / Akhrajahu al-Syaikhani / Rawahu al-Bukhari wa Muslim / Rawahu al-Syaikhani

   Yaitu hadis tersebut diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Imam Muslim dengan ketentuan bahwa sanad terakhirnya (tingkat sahabat) tidak bertemu.

8.      Akhrajahu al-Jama’ah

   Yaitu hadis tersebut diriwayatkan oleh Jama’ah Ahli Hadis.

-      Al-Rawi (Periwayat) adalah orang yang melakukan periwayatan hadis atau orang yang menyampaikan hadis kepada orang lain.

-      Al-Marwi adalah sesuatu yang diriwayatkan.

-      Sanad (Isnad) adalah susunan rangkaian para periwayat hadis.

-      Matan adalah kalimat yang disebutkan setelah sanad (materi hadis).

-      Al-Tahammul wa al-‘Ada adalah kegiatan yang berkenaan dengan seluk beluk penerimaan dan penyampaian hadis.

-      Musnad adalah hadis yang diriwayatkan secara lengkap (sanad dan matan).

-      Hadis Marfu’ adalah hadis yang bersambung dan disandarkan kepada Nabi saw.

-      Hadis Mawquf adalah hadis yang disandarkan hanya sampai kepada sahabat Nabi saw.

-      Hadis Maqthu’ adalah hadis yang disandarkan hanya sampai kepada tabi’in.

Macam-macam Cara Penerimaan (al-Tahammul) dan Periwayatan (al-‘Ada) Hadis :

a.  al-Sama’ yaitu penerimaan (tahammul) hadis dengan cara mendengar langsung lafal hadis dari guru (syaikh)-nya.

   Menggunakan lafal periwayatan (‘ada) :  سمعت ,  حدثنـا ,  حدثني ,  أخبرنا ,  قال لنا , ذكـرلنا

b.  al-Qira’ah (‘Ardh) yaitu periwayat menghadapkan riwayat hadis kepada gurunya dengan cara periwayat itu sendiri yang membacanya atau orang lain yang membacakannya dan ia mendengarkan.

   Menggunakan lafal periwayatan (‘ada) :  قرأت على فلان ,  قرأت على فلان وأنا أسمع فأقر به

c.   Al-Ijazah yaitu seorang guru memberikan izin kepada seseorang untuk meriwayatkan hadis yang ada padanya baik secara lisan maupun tertulis.

d.  Al-Munawalah yaitu pemberian kitab hadis oleh guru hadis kepada muridnya sambil berkata : “Ini hadis yang telah saya riwayatkan.”

e.  Al-Mukatabah yaitu seorang guru hadis menuliskan hadis yang diriwayatkannya untuk diberikan kepada orang tertentu.

f.    Al-I’lam yaitu seorang guru hadis memberitahukan kepada muridnya hadis atau kitab hadis yang telah diterimanya dari periwayatnya, tanpa adanya pernyataan agar muridnya meriwayatkannya kepada orang lain.

g.  Al-Washiyyah yaitu seorang periwayat hadis mewasiatkan kitab hadis yang diriwayatkannya kepada orang lain.

h.  Al-Wijadah yaitu seseorang dengan tidak melalui cara al-sama’ atau ijazah, mendapatkan hadis yang ditulis oleh periwayatnya.

   Dari artikel tentang istilah-istilah dalam ilmu hadis ini semoga dapat membantu kawan-kawan dalam mengerjakan tugas pelajaran hadisnya. Jangan lupa like dan shere ya, supaya teman-teman kalian juga dapat mempunyai banyak pengetahuan. Terima kasih susah mampir di blog kami sekali lagi terima kasih.

0 comments:

Post a Comment

Propellerads